Kemarin sore saya sempat heran saat anak2 Desa Putera dan alumni mengganti display picture bbm mereka dengan gambar logo Budi Mulia Lourdes, karna pada siangnya BB saya low dan ga bisa cek bbm atau timeline twitter. Apakah ada yang tidak beres? Setelah saya melihat recent updates saya langsung cek timeline, dan benar saya, hari itu kami para alumni, siswa, mungkin guru2 terlebih lagi sedang dipanaskan dengan pemberitaan miring tempat kami bersekolah, ya SMK Grafika Desa Putera. Saya terus cari tahu ada apa dan gimana cerita yang sebenarnya, akhirnya saya menemukan link sebuah artikel yang berjudul "Pendangkalan Akidah ala SMK Grafika Desa Putera" dan sebuah foto spanduk yang berjudul sama, bisa lihat
http://www.satumedia.info/2012/02/pendangkalan-akidah-ala-smk-grafika.html atau
http://hizbut-tahrir.or.id/2012/02/23/pendangkalan-akidah-ala-smk-grafika/
Hai, kalian siapa? Tuhan? bisa menilai seperti itu? secepat itu? sedikit saya memberikan pendapat menurut pemikiran dan pengalaman saya.
Tidak
semua yang dituliskan di artikel di atas itu benar, tolong pikiran anda
jangan mudah terdoktin dengan artikel semacam ini. Dangkal? jangan
berbicara soal kedangkalan kalau kalian belum bisa berkaca apakah
pikiran kaliah jauh lebih baik dari kata dangkal? saya seorang muslim,
bersekolah di sekolah itu, memang dari awal sudah di buatkan perjanjian
dengan orang tua kalau sebagai murid kami harus
mengikuti pelajaran katolik, dan memang disana kami tidak mendapatkan
pelajarna agama islam, pelajaran katolik yang di ajarkan juga tidak
jauh beda seperti pelajaran PPKN, lebih universal. ya namanya sekolah
katolik mana ada pelajaran agama islam? memangnya sekolah umum? dan
soal sekolah itu soal pilihan, yang menjalankan kami dan saya tidak
merasa dirugikan apapun, disanapun kami dibebaskan untuk beribadah
menurut agama kami masing2, solat di dalam kelas pun tidak ada yang
melarang, tidak ada tulisan “MUSLIM DI HARAMKAN SHALAT DI SINI”, sekali
lagi tidak ada… Dan kalimat diatas yang menuliskan kalau siswa muslim
berdoa dengan membentuk tanda salib ke kepala dan pundak itu TIDAK
BENAR, pemimpin doa selalu berbicara “berdoa menurut agama dan
keyakinan masing2″, kita hanya mencari ilmu disana, belum pernah saya
mendengar ada siswa yang pindah agama karna bersekolah di sekolah itu.
sang pengawas, maaf bapak H. Ace, beliau hanya sesaat berada disana
kan? apakah dengan sesaat kita bisa menjudge sesuatu? saya pikir itu
terlalu dangkal. jadi sebenarnya siapa yang dangkal? tolong jangan
membuat pemberitaan yang berujung provokasi dan mengadu domba, anda
muslim? setahu saya Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk
menjatuhkan pihak lain. kalau memang ada kesalahan ya tolong di
rangkul, bukan memprovokasi seperti ini. Jangan apa2 langsung di fatwa
haram. Kalau anda cerdas dan kalau ada memang muslim, bukan tindakan
seperti ini yang seharusnya anda lakukan, bukan artikel semacam ini
yang seharusnya di publikasikan. Soal akidah? orang tua kita sudah
memberikan kita pelajaran akidah sejak kecil, terlalu aneh rasanya
kalau akidah di goyahkan pas SMK, semua itu juga tergantung pribadi
masing2, orang yang bersekolah di sekolah Islam sekalipun tetapi kalau
memang dasar pribadi dan akidahnya bobrok mau di kata apa? toh cuma
Tuhan yang tahu sedalam apa akidah dan ke shaleh-an seseorang.
Untuk kalian yang memiliki situs itu dan membuat artikel itu, coba deh kalian membuat survei beberapa bulan saja untuk menjadi siswa disana, kalian akan tahu apa yang kalian tulis itu benar atau tidak.
Sekarang kita ambil nilai positifnya, setelah pemberitaan seperti ini, Desa Putera lebih dikenal orang banyak kan? Desa Putera tidak akan mendapatkan kerugian apapun, pepatah kan bilang "Semakin tinggi pohon, semakin besar angin yang menerpa" yaaa anggap saya sekarang Desa Putera sedang ada berada di puncaknya, sepertinya kita harus mengucapkan sedikit terima kasih kepada mereka yang membuat kehebohan ini, mari beri tepuk tangan *prok prok prooookkk* :D
Wajar saja bila alumni membela almamaternya walau pun jelas salah menurut hukum.
BalasHapusHak untuk belajar dan disediakan pelajaran agama masing-masing (tak hanya islam tapi juga protestan, hindu, budha) itu dijamin dan diwajibkan oleh hukum yang telah diberangus selama 3 tahun merupakan pelanggaran hukum yang nyata dan bertentangan dengan nilai-nilai pancasila.
Namun kita juga tidak boleh menafikan fakta bahwa banyak sekali siswa muslim yang cukup puas dengan status agama islam saja dan kebebasan untuk lepas dari kewajiban belajar agama islam selama 3 tahun itu sangat menggembirakan mereka.
Wallahu a'lam.
Bukannya ngebela, tapi kalo buat yg ga tau apa apa, mendingan jangan sok tau. Kalo sok tau malah keliatan bodoh.
BalasHapusBuat milyan : memang itu hak. Saya mau tanya, apa di sekolah islam diajarkan agama lain selain islam?